Ayah Loly Dimana

Suara.com - Keberadaan ayah kandung Laura Meizani atau akrab disapa Lolly menjadi sorotan pasca diungkap oleh Nikita Mirzani, bahwa ayah kandungnya sampai kini masih hidup. Lantas timbul pertanyaan Aizawa Asry sekarang dimana?

Nikita Mirzani mengungkap bahwa ayah kandung Lolly masih hidup ketika Lolly mengaku sebagai anak angkat Antonio Dedola. Nikita mengingatkan Lolly bahwa nama belakang ayah kandungnya masih tersemat dalam nama lengkap Lolly yakni Laura Meizani Nasseru Asry.

Karena hal itu, warganet pun penasaraan seperti apa ayah kandung Lolly. Tak sedikit yang mempertanyakan Aizawa Asry sekarang di mana.

Aizawa Asry merupakan suami pertama Nikita Mirzani yang disebut oleh Nikita Mirzani sebagai putra anggota DPR/MPR RI. Nikita menjabarkan bahwa Lolly memiliki kemiripan dengan ayahnya Aizawa Asry.

Baca Juga: Ikut Komentari Kisruh Nikita Mirzani dengan Lolly, Farhat Abbas Desak Vadel Badjideh Minta Maaf

Diduga Aizawa Asry berdarah Jepang jika dilihat dari namanya. Mengenai kehidupan ekonomi, Nikita Mirzani menyebut jika Aizawa lebih fokus sebagai seorang pengusaha dan tidak mengikuti jejak ayahnya sebagai politisi.

Nikita Mirzani dan Aizawa Asry menikah di tahun 2006. Mereka bertemu pertama kali saat balapan mobil. Nikita saat itu berhasil mengalahkan Aizawa. Momen itu justru meningkatkan ketertarikan Aizawa pada Nikita dan perkenalan mereka pun berlanjut sampai ke pelaminan.

Nikita membeberkan bahwa Aizawa kecanduan narkoba selama mereka masih berhubungan. Nikita memutuskan menceraikan Aizawa karena sifatnya yang temperamental. Meskipun demikian, Nikita Mirzani mengklaim bahwa perpisahan mereka dilakukan baik-baik, dan hubungan dia dengan mantan suaminya itu pun masih baik hingga sekarang.

Paska bercerai dengan Aizawa Asry, Nikita Mirzani menjalin hubungan dengan Sajad Ukra yang kemudian jadi suami kedua. Akan tetapi, hubungan keduanya juga berakhir dengan perceraian.

Selanjutnya Nikita menikah dengan Dipo Latief. Hubungan Nikita dengan Dipo juga berakhir dengan perceraian, sama dengan pernikahannya yang keempat yakni dengan Antonio Dedola di awal tahun 2023. Nikita berseteru dengan mantan suaminya sampai rebutan anak.

Baca Juga: 6 Kontroversi Razman Arif Nasution vs Artis, Kini Jadi Pengacara Vadel Badjideh Lawan Nikita Mirzani

Sehat bermula dengan aktif bergerak.

Agus, A. A., & Hariyani (2018). Hak asuh pasca perceraian (studi pada kantor pengadilan agama kota Makassar). Jurnal Supremasi, 13(1). 61-71. ISSN: 1412-517X.

Brown, S. J. (2018). The lived experience of daughter who have absent fathers: a phenomonology study. Dibaca Juni 2020. Dari https://scholarwork.waldenu.edu/disertations.

Cabrera, M.I., Lomenda, C.S.T., Bradley, R.H., Hofferth, S., & Lamb, M.E. (2000). Fatherhood in the twenty first century. Child Development. 71(1). 127-136. DOI: 10. 1111/1467-8624.00126.

Castetter, C. (2020). The developmental effect on the daughter of an absent father throughout her lifespam. Dibaca Mei 18, 2020. Dari https://scholarworks.merrimark.edu/honors_capstones.

Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry and research design choosing among five approachess 2nd edition. California, CA: Sage Publication.

Creswell, J. W. (2016). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Terjemahan oleh Achmad Fawaid & Rianayati Kusmini Pancasari. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dagun, M. S. (2002). Psikologi keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, P.S & Utami, M.S. (2008). Subjective well-being anak dari orang tua bercerai. Jurnal Psikologi. 2(35). 194-212. ISSN: 0215-8884.

Djawa K. R., & Ambarini, T. K. (2019). Pengaruh self esteem terhadap agresi pada remaja dengan father-absence. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, (8). 64-75. e-ISSN 2301-7083.

Fitroh, S. F. (2014). Dampak fatherless terhadap prestasi belajar anak. Jurnal PG-PAUD Trumojoyo. 2(1). 83-9.

Guardia, A. C. L. G., Nelson, J.A., & Lertora I.M. (2014). The Family Journal: Counseling and Therapy for Couples and Families. 1-8. DOI 10. 1177/1066480714529887.

Https://www.bpgs.id/linkTableDinamis/view/id/893 (diakses pada tanggal 7 desember 2018.

Kamila, I. I., & Mukhlis. (2013). Perbedaan harga diri (self esteem) remaja ditinjau dari keberadaan ayah. Jurnal Psikologi, 2(2), 100-112.

Munjiat, S.M. (2017). Pengaruh fatherless terhadap karakter anak dalam perspektif islam. Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 108-116.

Ningrum, P. T. (2013). Perceraian orang tua dan penyesuaian diri remaja. E-journal psikologi, 1(1), 69-79. ISSN: 0000.0000, ejournal.psikologi.fisip-unmul.org.

Partasari, W.D., Lentari, R.M., & Priadi, M. A. G. (2017). Gambaran keterlibatan dalam pengasuhan anak usia remaja (Usia 16-21 tahun). Jurnal Psikogenesis, 5(2), 159-167.

Pradita, A. (2017). Dilema anak korban perceraian memilih tinggal dengan siapa. Diakses pada 22 Januari 2020. https://m.liputan6.com/health/read/2838877/dilemma-anak-korban-perceraian-memilih-tinggal-dengan-siapa.

Wulandari, D., & Fauziah, N. (2019). Pengalaman remaja korban broken home (studi kualitatif fenomenologi). Jurnal Empati, 8(1), 1-9.

Yuliawati, L., Setiawan, J, L., & Mulya, T. W. (2007). Perubahan remaja tanpa ayah. Jurnal Ilmiah Psikologi, 12(1), 9-19, ISSN: 1410-038X.

KASET video, yang terutama jadi hiburan orang kaya, ternyata bisa pula mengundang kekhawatiran. "Pengaruh kaset video sama jahatnya dengan narkotika," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR Santoso Tossany, dalam acara dengar pendapat Komisi I dengan Badan Sensor Film (BSF) di Auditorium BSF, 20 Februari silam. Pemakaian kaset video belakangan ini bukan lagi terbatas di kalangan berada. Tapi, menurut anggota Fraksi Karya itu, sudah menjalar ke seluruh lapisan masyarakat. Malah ia menuduh adanya usaha-usaha merusak moral masyarakat melalui video. Sebaliknya pemerintah, dianggap Santoso, segan menangani masalah ini. " Berapa persen yang berisikan sadisme dan pornografi di satu pihak, dengan yang berisikan ilmu pengetahuan atau ilmiah di pihak lain?" tanya Santoso. Dia tidak sendiri. Ketua Pelaksana BSF, Thomas Sugito, yang berwenang melakukan penyensuran menyatakan: tidak ada satu pun kaset video yang berisikan ilmu pengetahuan. "Semua cerita menyerempet sadisme, pornografi atau sejenis dengan itu," katanya. Banyak kesulitan BSF menyensur kaset video, kata Sugito pula. Antaranya, yang diserahkan kepada BSF itu hanya kopi. "Jadi tidak dapat diketahui apakah pemotongan di BSF benar-benar dilakukan terhadap video yang akan diedarkan," ujarnya. Padahal pengawasan dalam peredaran sulit dilakukan. Kesulitan utama dikeluhkan Sugito karena adanya dua tangan yang melakukan penyensuran. Yaitu Kejaksaan Agung dan BSF. "Ini menyenangkan produsen video, sebab semakin banyak tangan semakin banyak pula lubang yang ada," katanya. Apalagi, menurut Sugito, antara kedua instansi itu terdapat "ganjalan" pada pangkal tolak penilaian terhadap video. Kejaksaan melihatnya sebagai barang cetakan, sebab itu merasa berhak melakukan sensur. Sementara BSF sesuai dengan kriteria Unesco menganggap video sebagai barang audio v*ual, sama dengan film. "Yang paling baik itu hanya satu tangan," katanya. "Kejaksaan cukup menindak kalau ada penyelundupan atau pelanggaran." Anak Tiri Prosedur sebuah kaset video dari luar negeri sampai ke peredaran memang berliku. Seorang pengusaha video mengimpor master kopi dari luar negeri, atau membeli film dalam negeri, Untuk yang dari luar, setelah melaluipmtu Bea Cukai, pengusaha itu harus membuat dua kopi untuk Kejaksaan Agung. Di Kejaksaan Agung kopi itu diperiksa apakah "bertentangan atau tidak dengan Pancasila dan UUD 45". Lolos dari Kejaksaan Agung, kaset video itu dikirimkan ke BSF. "Setiap bulan BSF menerima 150 judul dari Kejaksaan Agung," ujar Kadiono, Sekretaris BSF. Di instansi itu, kopi kaset video harus antre dulu untuk disensur. Setelah melalui gunting sensur, satu kopi dikembalikan ke Kejaksaan Agung. dan satu kopi tinggal di BSF. Pengusaha kaset video mengambil kopi dari Kejaksaan Agung, dan baru bisa memproduksinya setelah mendapat izin produksi dari Departemen Perindustrian. "Jadi yang dilakukan BSF itu menerima dari Kejaksaan Agung, menyensurnya, dan mengembalikan kepada Kejaksaan Agung," ujar Thomas Sugito Sugito juga menyebutkan, sejak September 1981 ada 1.689 judul yang diterima BSF dari Kejaksaan Agung. Dari jumlah itu sudah disensur 1.268 judul, dan 208 judul ditolak. Sisanya masih tertunda, "masih menunggu rekomendasi dari asosiasi importir film," ujar Kadiono. Semenjak 1 Januari lalu, BSF menambah lagi prosedur untuk kaset video itu, yaitu setiap kopi yang akan disensur harus ada rekomendasi dari asosiasi itu. Kata Kadiono, rekomendasi tersebut perlu, karena asosiasi film dianggap lebih memahami masalah peredaran film. Anehnya jalan yang berliku itu tidak membuat pengusaha video keberatan. "Kami tidak keberatan dengan adanya dua instansi," ujar Soenarto Wirjowidagdo, Ketua Asosiasi Pengusaha Video Indonesia (Aspevi) yang membawahkan sembilan perusahaan rekaman video. Ia malah keberatan kalau wewenang itu diserahkan hanya kepada BSF. "Sebab kami dianaktirikan BSF," ujarnya. Ketua pengusaha video ini menunjukkan data: betapa banyak kaset video yang ditolak BSF, "padahal dalam bentuk film sudah beredar." Dan film itu BSF juga yang menynsur. Soenarto menunjuk lagi peraturan baru BSE, bahwa semua kaset video harus melalui rekomendasi asosiasi film, itu cukup aneh. "Kami yang swasta harus minta rekomendasi pada orang swasta juga," katanya. Lalu kritik BSF, bahwa kaset video melulu sadisme dan porno, dinilai Soenarto sebagai "menampar muka BSF sendiri, dan tidak berdasar." Sebab semua kaset video itu tidak akan beredar kalau tidak melalui BSF. "BSF mengakui kaset video disensur lebih ketat dari film, tapi sekarang dikatakan yang beredar porno dan sadis. Kan aneh," ujarnya. Pengontrolan kaset video menurut Soenarto sebenarnya lebih gampang daripada mengontrol film. Sebab, pada sampul setiap kaset video yang beredar ditulls nama perusahaan dan izin semua instansi yang menanganinya. "Cukup BSF membeli sebuah saja, yang dianggapnya menyimpang dari sensur, dan mencocokkannya dengan arsip yang ada di BSF. Kalau terbukti ada yang disambung kembali, perusahaannya bisa diskors atau dicabut izinnya," kata Soenarto. Sebaliknya ia menuduh, jika sebuah film disambung kembali, BSF tidak bisa membuktikan. "Paling setelah menonton, BSF memanggil importir film," ujar Soenarto lagi. Hanya Taktik Malah Soenarto melihat film lebih merusak. "Sebab film dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat, sampai diputar di lapangan, sementara sebuah kaset video harganya Rp 30 ribu. Yang bergaji Rp 100 ribu saja tidak bisa membeli," katanya. Kalangan atas yang menonton video dianggap Soenarto lebih mampu menahan . ekses daripada penonton di bioskop misbar (gerimis bubar. Kritik yang dilancarkan sekarang ini, dianggap Soenarto hanya taktik BSF untuk memonopoli semua wewenang perizinan. Sebab itu pekan ini Soenarto sibuk meminta Komisi I untuk mendengar pula pendapat para pengusaha video di DPR. Kejaksaan Agung yang ikut dipersoalkan, tidak banyak komentar. "Tunggu saja," kata Jaksa Agung Ismail Saleh. Tapi sementara itu, kaset video dengan film cabul mudah didapat di pasaran gelap--sekarang juga. Santoso Tossany, anggota DPR itu, mungkin hanya tak tahu bahwa seorang anak bisa membawa sesuatu dalam tasnya sepulang dari sekolah atau rumah teman -- dan memasangnya di pesawat video di rumah, sementara orang tuanya tak ada. Barang selundupan memang cerita popler untuk banyak negeri. Dan tiba-tiba soalnya berada di luar perdebatan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Yuda ... Ayah sudah menemukannya!" Ayah menghampiriku dengan wajah sumringah, ketika aku baru saja pulang dari kantor. Aku mencium tangan Ayah dengan takzim. Ayah adalah satu-satunya yang paling berharga aku miliki di dunia ini. Di usianya yang sudah senja, Aku belum bisa membahagiakannya. Ayah sangat ingin aku segera menikah. Namun Ayah tidak pernah setuju setiap aku memperkenalkan teman dekat wanitaku padanya. Aku menghempaskan tubuhku pada kursi empuk di samping Ayah. "Tadi Ayah bilang menemukan siapa?" tanyaku seraya membuka kancing lengan kemeja dan menggulungnya hingga ke siku. "Ayah sudah bertemu dengan wanita yang menolong Ayah waktu itu." "Lalu?" tanyaku lagi, sambil melangkah ke lemari pendingin dan meraih sebuah minuman kaleng, lalu meneguknya. "Pokoknya kamu

Belanja di App banyak untungnya:

Aizawa Asry Sekarang Dimana?

Perseretuan antara Lolly dengan Nikita Mirzani pun menyeret nama Aizawa Asry sebagai ayah kandung Lolly. Akan tetapi, meskipun sudah ramai di jagad media, Aizawa Asry tampak tidak muncul untuk menengahi keduanya sebagai ayah kandung. Keberadaan Aizawa Asry justru misterius.

Rini Damayanti, tante Nikita Mirzani pernah mengungkap bahwa Aizawa Asry memang keturunan Jepang. Ciri fisiknya, Aizawa Asry memiliki kulit putih, parasnya mirip dengan Lolly. Menurut Rini, ayah kandung Lolly ini tinggal di Pondok Gede.

Demikian itu informasi mengenai Aizawa Asry sekarang dimana.

Kontributor : Mutaya Saroh

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,